Cerpen

Kala Itu Biru
Denisa Rizka Maulia
Sinopsis
Langit sore berpendar biru, membingkai siluet dua sosok yang duduk di bangku taman. Angin membawa aroma hujan yang baru reda, menyisakan gemericik kecil di antara bebatuan. "Apa kau masih ingat hari itu?" tanya Dira, suaranya nyaris tenggelam dalam kesunyian. Raka menatap jauh ke depan, matanya menerawang. "Hari di mana semuanya berubah?" Dira mengangguk pelan. Kala itu biru. Biru seperti laut yang menyimpan rahasia, seperti langit yang menyaksikan perpisahan mereka tanpa kata. Sore yang seharusnya diwarnai tawa malah berakhir dengan diam dan tangis yang tertahan. "Kalau saja aku—" "Sudah," potong Raka, senyumnya tipis. "Tak perlu ada 'kalau'. Kita sudah ada di sini sekarang." Dira menarik napas, menahan perasaan yang tak sempat diucapkan. Mungkin biru tidak selalu tentang kehilangan. Mungkin, kali ini, biru adalah warna kesempatan kedua.
Berikan Ulasan & Penilaian
Ulasan Pembaca
0 penilaian • 0 ulasan